Monday, February 9, 2009

Ada Gosip di Sekolah ?? Hmm...

Gosip ?? Itu konsumsi kita orang Indonesia. Melebihi menu wajib makan tiga kali sehari, acara tentang gosip di televisi bisa muncul lima sampai enam kali sehari. Belum lagi di koran, majalah, internet, sampai tabloid-tabloid yang memasang gosip sebagai jualan utamanya. Hebatnya, hampir semua orang tidak bisa lepas dari “candu” gosip ini. Bahkan orang yang antipati sekalipun, mau tidak mau harus mengkonsumsi gosip agar tidak dicap ketinggalan informasi dan “tidak gaul”. Apalagi mereka yang sudah menganggap gosip bagai “makanan pokok” sehari-hari. Tidak hanya jadi pendengar setia, terkadang mereka juga melakoni peran sebagai pembahas gosip, komentator gosip, atau bahkan penyebar gosip. Gosip bisa masuk ke segala ranah kehidupan. Dari keluarga, perkampungan, perkantoran, sampai sekolah. Gosip di sekolah ?? Hmm...

Wikipedia menulis bahwa gosip mempunyai makna “an idle talk or rumor, especially about the personal or private affairs of others. It forms one of the oldest and most common means of sharing (unproven) facts and views”. Atau bisa diterjemahkan secara bebas sebagai “sebuah pembicaraan mengenai kabar burung atau rumor, terutama mengenai persoalan pribadi seseorang yang bisa jadi menyangkut hubungannya dengan orang lain, dimana kebenarannya kebanyakan tidak dapat dibuktikan dengan fakta. Dalam sosiologi sendiri, gosip dapat digunakan untuk dua maksud. Yang pertama, gosip bisa digunakan untuk “menyerang” lawan ketika kita berada dalam situasi kontravensi (lebih dari persaingan tetapi belum/tidak menjadi konflik terbuka) dengan orang lain. Yang kedua, gosip bisa digunakan sebagai alat pengendalian sosial. Biasanya orang yang digosipin akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan bertingkah laku. Disitu peranan gosip sebagai alat pengendalian sosial jadi terlihat jelas.

Dari definisinya dan pengalaman sehari-hari, meski bisa jadi benar, tapi kebanyakan gosip tidak didukung kevalidan data dan fakta. Namun masalahnya, gosip bisa menjadi demikian bombastis dan dramatis sehingga orang akan cenderung menikmatinya bahkan mempercayainya. Nah, di sekolah, gosip macam apa yang biasanya muncul ? Paling umum, gosip tentang guru. Biasanya segala berita tentang guru akan jadi santapan “lezat” bagi obrolan murid-murid. Dari hobi guru, kebiasaan guru, hubungan antar guru, status guru, sampai yang berkaitan dengan urusan cinta dan keluarga pun dibahas dalam “FGM” alias “Forum Gosip Murid” ini. Tapi jangan salah, kadangkala bukan hanya murid yang menggosipkan guru, guru pun juga bisa menggosipkan murid lho hahaha...Kalau guru digosipin, ada dua respon yang muncul. Bisa jadi guru yang bersangkutan akan hati-hati menjaga sikap dan cenderung jaim. Wajar kan, karena gosip tadi memang punya fungsi pengendalian sosial di masyarakat. Bisa jadi pula, guru itu akan cuek saja dan bersikap ndableg, terutama karena mereka sadar itu cuma gosip. Di lain sisi, kalau murid digosipkan oleh guru, biasanya cenderung cuek, bukan karena kebal, tapi lebih karena ketidaktahuan mereka bahwa mereka telah jadi bahan obrolan guru, hahaha...Tapi kalau umpama si murid tahu, dijamin pasti muncul rasa grogi yang kadarnya minta ampun di depan guru.

Gosip di sekolah bisa jadi sesuatu yang menyebalkan bagi pribadi yang menjadi objek gosip itu. Tetapi di sisi lain, yang namanya gosip terkadang bisa jadi bumbu penyedap yang akan membuat dinamika kehidupan sekolah menjadi lebih dan berasa. Entah berasa manis, asin, pahit, atau bahkan berasa rame. Gosip bisa menjadi sesuatu yang mewarnai kehidupan sekolah, asal tentu saja masih dalam batas yang wajar dan tidak merugikan orang lain. Kalau misalnya gosip sudah berubah menjadi fitnah, maka lain urusannya. Harus ada tindakan tegas bila gosip sudah berubah menjadi fitnah. Gosip adalah gosip, biarkan ia terus “mengambang”. Jangan pernah kita mempercayainya seratus persen, tetapi jangan pula kita menolaknya mentah-mentah. Karena gosip terkadang bisa bermetamorfosa menjadi kebenaran. Gosip adalah kabar burung, yang beterbangan dengan liar. Jangan kita menganggap dan merubahnya menjadi kabar ayam, kabar sapi, kabar kambing, atau kabar kuda..

So, langkah apa yang mesti kita lakukan kalau kita tahu kita sedang jadi bahan gosip di sekolah ??
1. PeDe saja, kalau kita digosipin berati kita orang yang istimewa, karena kita mampu menarik minat banyak orang untuk membicarakan kita.
2. Introspeksi diri, jangan-jangan gosip itu benar adanya, atau jangan-jangan kita melakukan kesalahan sehingga orang lain punya alasan untuk “menyerang” kita dengan gosip.
3. Cuek dan bersikap apa adanya, terutama kalau gosip itu tidak benar. Kalaupun benar, tetap saja bersikap cuek dan apa adanya, karena akan membantu kita terlihat “innocent” di depan orang lain haha..
4. Dilarang panik dan emosional !! Kita tidak perlu susah-susah mencari orang yang menyebarkan gosip dan melabraknya. Cukup buktikan dengan tindakan, tingkah laku dan sikap hidup kita. Gosip tidak perlu dilawan dengan emosi, tapi dengan pembuktian diri.
5. Berdoa saja, yakin dan percaya Tuhan akan membuka mata orang-orang akan kebenaran yang kita pertahankan. Syukur-syukur orang yang menggosipkan kita “bertobat” dan “kembali ke jalan yang benar”. Kalo tidak ?? lemah-lemah teles, ben Gusti Allah sing mbales...

Semoga langkah-langkah di atas tidak perlu kita lakukan sama sekali. Karena kalau kita melakukannya, berarti kita sedang digosipin kan ?? Hehe..Tapi sekali-kali digosipin boleh lah, biar kita tahu rasanya jadi artisss, hahaha...(ydk@0209)


 


Design by: Pocket
This template is brought to you by : allblogtools.com Blogger Templates